Sunday 31 October 2010

apa yang saya lakukan di TC

17:26 0 Comments
apakah yang saya pelajari di Teknik Informatika? ini juga yang saya sendiri pertanyakan. ^^
yang jelas, hasil dari belajar itu adalah ini, membuat program kecil-kecilan. program ini akan menampilkan bilangan prima dari interval tertentu.

jadi input berisi berapa banyak akan dilakukan penghitungan, kemudian inputan selanjutnya berupa interval-interval yang diinginkan.

saya kasih contoh,
3
2 8
1 190
19 23

outputnya nanti, adalah bilangan prima dimulai dari 2 sampai 8, kemudian 1 hinnga 190, lantas 19 sampai 23.

memang masih standar sekali, masih sangat dasar dan manfaatnya belum terasa langsung. kalau anda tertarik dengan program ini, bisa di download disini, sedangkan tampilan program ini karena masih apa adanya juga sederhana begini.
  
 bahasa yang saya pakai untuk 'ngobrol' dengan komputer agar dia mau nurut keinginan saya adalah bahasa C++, seperti apa tuuuh?

Saturday 30 October 2010

apologi

19:39 2 Comments
Lelaki yang dulu mencuri mataku

Datang dengan tangan tergenggam



“Aku kembalikan hatimu, ternyata kita berbeda ukuran”



Lelaki yang dulu memenjara malam-malamku

Datang sambil menggumam



“Aku gagal, Betapapun aku menginginkan menyatukan.”



Lelaki yang dulu memunguti resahku dengan cerah berdebu

Datang dengan menunduk dan diam



“Lelaki, kita gagal. Bahkan sejak awal”



Lantas dia tergesa-gesa pergi, meninggalkan seonggok darah merah yang mengental.

Seonggok, di pojok.

Sunday 24 October 2010

menulis teknologi

21:03 4 Comments
Saya ingat sekali kata-kata Kakak saya,”menulis adalah menuangkan kembali apa yang sudah kita baca. Orang yang menulis pasti membaca, tapi orang yang membaca belum tentu menulis”.



Maka nasihat kakak saya jelas, jika ingin kemampuan menulis meningkat, perbanyaklah membaca dan tentu saja menulis itu sendiri. Kali ini, saya ingin sekadar menceritakan proses baca-tulis ini dari sudut anak teknik, lebih tepatnya teknik informatika, lebih spesifik lagi, mahasiswa baru.



Di kampus dimana tugas seabrek, praktikum yang selalu ada, weekend yang tak pernah bisa dinikmati, membaca diluar bahan kuliah serasa hadiah indah bagi saya. Saya ingat ketika masa kuliah saya belum sepadat ini, saya masih sempat membaca buku A Teeuw dan Yudi Latif, juga novel dari Dewi Lestari. Sekarang, novel Dunia Sophie yang tebalnya lebih dari 600 halaman itu baru sampai pada seperlimanya saja, padahal hampir sebulan novel itu saya beli. Okelah, saya akui, manajemen waktu saya masih kacau. Tapi meskipun tidak kacau, intensitas membaca saya (membaca diluar bahan kuliah) jelas sekali menjadi berkurang.

Thursday 21 October 2010

Tuhan Punya Kejutan

00:34 2 Comments
Beberapa hari yang lalu, saat saya sedang mengikuti kuliah tiba-tiba ponsel saya bergetar. Bergegas saya minta ijin keluar dan mengangkat telepon dari nomor tak dikenal itu, nomor dengan kode area Jakarta. Siapa pula dia?

Ternyata, dia adalah Maya Wuysang. Who is her? Just ask google about her. Agar cerita ini menjadi jelas, lebih baik saya menceritakan ulang apa yang terjadi sebelumnya.

Sekitar bulan Juli, saya mendapat informasi soal dua lomba menulis, satu lomba menulis cerpen dan satu lagi lomba menulis essay. Jujur saya tertarik dengan yang pertama, karena meskipun hadiahnya tidak semenggiurkan yang pertama, saya lebih nyaman menulis fiksi. Akhirnya, saya ikuti lomba menulis cerpen itu dengan harapan besar. Lalu apa kabar lomba essay? Saya nyaris melupakannya.

Thursday 7 October 2010

Karena kutahu engkau begitu, Yogyakarta..

03:32 5 Comments

Entah kapan saya pertama kali mendengar lagu ini, yang saya ingat saya jadi mulai tertarik dengan lagu ini ketika dalam acara Wahana Kreasi Siswa di SMA saya (semacam pensi) ada satu band yang menampilkan lagu ini, saya ingat siapa vokalisnya, Ito. Karena memang saya suka jenis vocal macam punya Ito dan karena lagu ini memang ciamik punya, saya jatuh cinta dengan lagu ini.

Lantas ketika sekitar sebulan yang lalu saya ke Jogja, sobat saya, partner in crime saya, Chaty, berbaik hati meng-copy-kan lagu ini untuk saya. Jadilah, sejak hari itu, lagu ini tidak pernah enyah dari playlist saya. Suara Andre Hehanusa yang seempuk bantal, instrument musik akustik—ya, saya jatuh cinta dengan musik akustik—juga lirik lagu yang sangat romantis membuat saya tidak bosan mendengar lagu ini, dan inilah liriknya: